Jepang
atau biasa disebut Negeri Matahari Terbit memang pantas disandangnya. Negara
dengan katakter iklim subtropis atau secara geografis terletak di atas garis
katulistiwa, jadi dalam setahun Negeri Sakura mengalami empat musim yang
berbeda. Jangka waktu antara 4 musim
tersebut, kurang lebih 3 bulan. Mempunyai empat musim dengan ragam aktifitas
warganya. Rakyat Jepang begitu menikmati petanda-petanda perubahan musim
dan perkembangannya. Empat musim yang
ada di negara Jepang sebagai negara di Asia Timur ini membuat masyarakat Jepang
disiplin akan pola kehidupan yang mengharuskan mereka untuk mempersiapkan
kebutuhan hidup sebelum memasuki musim berikutnya.
1.
Musim Semi
Musim
semi jatuh pada bulan Maret sampai bulan Mei. Musim Semi di Jepang ditandai
dengan munculnya kuncup-kuncup bunga pohon plum, setelah bunga pohon plum
berakhir, muncul kuncup-kuncup bunga paling terkenal di Jepang yaitu bunga
Sakura. Mekarnya bunga sakura disambut sukacita oleh masyarakat Jepan.
Apresiasi ini diungkapkan dengan acara hanami atau ohanami, semacam pesta kecil
di bawah pohon sakura yang dilakukan oleh siapa saja, seperti keluarga, teman
sekolah, dan karyawan.
2. Musim
Panas
Musim Panas diawali
dengan musim hujan sekitar seminggu, yang disebut Tsuyu. Musim Panas di Jepang
bisa mencapai suhu maximum 35oC. Musim panas atau natsu ini berlangsung dari
akhir bulan Mei sampai akhir bulan September. Pada musim ini warga Jepang biasa
mengkonsumsi buah seperti semangka dan
melon.
Musim panas merupakan
waktu yang tepat untuk berlibur ke pantai dan laut. Namun, rata-rata orang
Jepang lebih menyukai pantai tropis seperti di Hawaii, Bali, Thailand, dan
Brazil. Alasannya karena ongkos piknik keluar negeri lebih murah ketimbang
melancong ke objek wisata di Jepang sendiri.
Pada musim panas
diselenggarakan festival Obon Matsuri. Obon Matsuri adalah festival pemanggilan
arwah leluhur. Festival ini biasanya diadakan pada 13 - 15 Agustus. Pada
tanggal-tanggal tersebut, orang Jepang percaya bahwa arwah leluhur akan pulang
ke rumah. Untuk menyambutannya, mereka memasang lentera, menyalakan api di
depan rumah, dan menyediakan sesajen.
3. Musim
Gugur
Musim
ini ditandai dengan mulai rontoknya dedaunan di pohon-pohon, dan berakhirnya
hari panas dan lembab. Berawal sekitar bulan September. Musim ini terkenal
dengan daun yang berubah warna jadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momiji. Jika
ingin merasakan suasana ala film Negeri Sakura, datanglah ke Jepang saat musim
gugur. Pada musim ini suhu mulai menurun karena memasuki musim dingin.
Kebiasaan masyarakat Jepang, pada musim ini, mereka mulai menimbun makanan
untuk logistik atau persediaan musim dingin yang suhunya ekstrem. Selera makan
pun meningkat di musim gugur.
Di awal musim gugur, cuaca masih agak hangat. Oleh karena itu
berbagai festival masih sering diadakan. Salah satunya adalah tsukimi atau
otsukimi. Tsukimi adalah kegiatan melihat bulan purnama yang indah di musim
gugur sambil menikmati lezatnya kue moci bulan.Tradisi yang biasa dilakukan
turun menurun ini sampai sekarang masih lestari dan dilakukan oleh banyak orang
jepang. Pada saat tsukimi, dekorasi yang harus ada adalah rumput Jepang
(susuki) dan makanan berupa kue mosi tsukimi untuk dimakan. Ada 2 jenis moci
tsukimi, yakni rasa kentang manis dan kacang atau kastanye.
4. Musim
Dingin
Di
beberapa tempat seperti Hokaido dan Nagano, salju mulai turun pada awal
November, menandai datangnya musim dingin di Jepang. Inilah musim yang paling
berat yang harus dihadapi oleh orang jepang. Menghadapi suhu ekstrem yang
berkepanjangan, orang Jepang harus membekali dengan baju tebal, penghangat ruangan,
dan candangan makanan yang banyak. Di musim dingin, harga pangan seperti sayur
mayur dan telur melejit naik. Objek wisata yang paling banyak yang orang mudik
merayarakan pergantian tahun bersama keluarga di kampung. Biasanya pada tanggal
27 Desember sekolah-sekolah dan kantor-kantor diliburkan sampai tanggal 4
Januari.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar